Berikut ini kisah tentang Ilmu Pengetahuan dan kebenaran di jaman dahulu yang di alami oleh para Ilmuan Eropa. Copernicus, penemu teori “Matahari-Sentris” sangat ditentang kala itu, khususnya oleh kalangan gereja yang meyakini kebenaran “Bumi-Sentris.” Pada 1609, Galileo,
sang penemu teleskop, mendukung teori Copernicus. Melalui teleskopnya,
ia melihat Saturnus yang dilingkari gelang-gelang satelitnya. Tahulah
ia bahwa ada empat buah planet yang berputar-putar mengelilingi benda
langit tersebut. Selanjutnya penelitian itu beralih ke Planet Venus. Itu
merupakan bukti paling penting yang mengukuhkan teori Copernicus bahwa
bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari. Khazanah
keteraturan jagad raya seperti yang dilihat Galileo dan Copernicus
telah ada dalam Al-Qur’an, 1400 tahun lalu, dan isinya adalah sebagai
berikut.
“Ia-lah yang menjadikan matahari bersinar, dan bulan
bercahaya, (Ia-lah yang) menentukan manzilah-manzilah baginya, supaya
kamu tahu jumlah tahun dan perhitungan (waktu). Tiada Allah menciptakan
ini, kecuali dengan sebenarnya. (Demikianlah) Ia menjelaskan
tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang yang mengetahui.” QS Yunus (Nabi Yunus) 10:5
Sementara itu, dukungan Galileo terhadap teori Copernicus menyebabkan
dirinya harus berhadapan dengan kalangan gereja yang menentangnya
habis-habisan. Penentangan gereja itu mencapai puncaknya pada 1616.
Galileo diperintahkan untuk menahan diri dari menyebarkan hipotesis
Copernicus. Galileo merasa terjepit selama bertahun-tahun.33 Baru
sesudah Paus meninggal dunia pada 1623, dia (Paus) digantikan oleh
orang yang mengagumi Galileo. Paus baru itu, Urban VIII, memberi
pertanda, walau samar-samar, bahwa larangan terhadap Galileo tidak lagi
diteruskan.
Enam tahun berikutnya, Galileo menyusun karya ilmiahnya, Dialog tentang
Dua Sistem Penting Dunia. Lagi-lagi, penguasa-penguasa gereja
menanggapinya dengan berang tatkala buku itu terbit. Galileo langsung
diseret ke muka Pengadilan Agama Roma. Hukuman lain terhadapnya
hanyalah sebuah permintaan agar ia secara terbuka mencabut kembali
pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Ilmuwan berusia
69 tahun itu terpaksa melaksanakannya di hadapan pengadilan terbuka.
Namun, ia menunduk ke bumi dan berbisik pelan, “Tengoklah ia (bumi ini) masih terus bergerak.” Galileo meninggal pada 1642.
Kisah di atas kiranya bisa menggambarkan bahwa terkadang suatu
kebenaran atas ilmu pengetahuan sering ditutup-tutupi, untuk melindungi
kepentingan diri sendiri atau golongan tertentu. Kejadian seperti itu
tidak hanya terjadi pada skala besar seperti penemuan Copernicus atau
Galileo, tetapi sering juga muncul untuk suatu hal yang skalanya
mungkin lebih kecil.
Melalui mekanisme yang jelas dan terarah, prinsip keilmuan yang ada dalam pikiran kita akan selalu terasah. Ingatlah, ilmu bergerak dari pembenaran dan sanggahan, berdasarkan logika dan bukti-bukti nyata. Kalau itu terjadi, kita mampu menjadi sosok manusia yang tidak saja pekerja keras dan berprestasi, namun juga mampu mencari “karunia Allah” yang bertebaran di muka bumi (QS 62:10). Ia mampu menilai sesuatu, mengambil keputusan secara obyektif berdasarkan prinsip fitrah yang abadi dan Al-Qur’an, bukan semata karena pengaruh dan tuntutan lingkungannya.
Melalui mekanisme yang jelas dan terarah, prinsip keilmuan yang ada dalam pikiran kita akan selalu terasah. Ingatlah, ilmu bergerak dari pembenaran dan sanggahan, berdasarkan logika dan bukti-bukti nyata. Kalau itu terjadi, kita mampu menjadi sosok manusia yang tidak saja pekerja keras dan berprestasi, namun juga mampu mencari “karunia Allah” yang bertebaran di muka bumi (QS 62:10). Ia mampu menilai sesuatu, mengambil keputusan secara obyektif berdasarkan prinsip fitrah yang abadi dan Al-Qur’an, bukan semata karena pengaruh dan tuntutan lingkungannya.
“Demikianlah kamu ini (wahai ahli Al Kitab)! Kamu telah
bantah-membantah tentang sesuatu yang kamu tahu, Tapi mengapa kamu
(sekarang) bantah-membantah tentang hal-hal yang tiada kamu tahu?” QS Ali ‘Imran (Keluarga ‘Imran) 3:66
Dikutip dari Buku "Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual" ESQ
0 komentar:
Posting Komentar