Home » , » Asal Muasal Berdirinya MTs Muhammadiyah Kramat

Asal Muasal Berdirinya MTs Muhammadiyah Kramat

Written By Unknown on Jumat, 10 Oktober 2014 | 04.56

http://alumnimtsm05.blogspot.com/
Tepatnya Pada tanggal 5 Juli 2006, Wakil Kepala SD Negeri 1 Kramat Bapak Maryono, S.Pd. melaporkan kepada Kepala MTs Muhammadiyah 05 Tamansari yaitu Bapak Sumono, A.Md. Bahwa ada beberapa siswa SD Negeri Kramat yang tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan keberatan biaya transport dan latar belakang kondisi ekonomi orang tua yang kurang mampu. Selain dari SD Negeri ada juga beberapa siswa dari MI Muhammadiyah yang tidak melanjutkan, rinciannya adalah sebagai berikut:
Data siswa dari SD Negeri:
a. Tahun Pelajaran 2003/2004 : 6 anak
b. Tahun Pelajaran 2004/2005 : 8 anak
c.  Tahun Pelajaran 2005/2006 : 12 anak
Data siswa dari MI Muhammadiyah:
a. Tahun Pelajaran 2003/2004 : 3 anak
b. Tahun Pelajaran 2004/2005 : 4 anak
c.  Tahun Pelajaran 2005/2006 : 2 anak
     *)Sumber: Arsip Desa Kramat Tahun 2006

Jadi total keseluruhan siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah lagi adalah 35 anak. Selama ini di Desa Kramat tidak ada sekolah lanjutan atau SLTP. Yang ada hanya di Desa Tunjungmuli (MTs Hasyim Asy’ari), Tamansari (MTs Muhammadiyah dan SMP Muhammadiyah dan Di Karangmoncol (SMP Negeri). Padahal Sejak dari dulu Pemerintah sudah mencanangkan Wajib Belajar 9 Tahun, yaitu agar warga Negara Indonesia bebas dari kebodohan dan kemiskinan. Tapi kenapa hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia tidak ikut merasakan apa yang diprogramkan Pemerintah tersebut?

Dari beberapa tokoh masyarakat pada saat itu ikut prihatin dengan kondisi tersebut. Maka mereka minta agar Kepala MTs Muhammadiyah 05 Tamansari merespon peristiwa tersebut serta membuka MTs Muhammadiyah 05 Tamansari Fillial di Desa Kramat. Pada saat itu juga Kepala MTs Muhammadiyah 05 Tamansari, Bapak Sumono, A.Md. menjawab Insya Alloh tetapi dengan catatan data yang lengkap serta mendapat dukungan dari Kepala Desa, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Tokoh Masyarakat Desa Kramat.

Pada tanggal 11 Juli 2006 diadakan Rapat Gabungan antara Kepala Desa Kramat, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Kepala Sekolah yang terdiri dari Kepala SD Negeri, Kepala MI Muhammadiyah, Kepala SMP Muhammadiyah 10 Tamansari dan Kepala MTs Muhammadiyah 05 Tamansari. Hasil rapat tersebut adalah menghendaki untuk diadakan kelas jauh Fillial MTs Muhammadiyah 05 Tamansari, mengingat:
1. Masyarakat Desa Kramat adalah Masyarakat yang Agamis
2. Membantu masyarakat Desa Kramat tentang biaya transportasinya karena mereka mayoritas berekonomi lemah
3. Tidak cocok dengan program Paket B
Maka pada tanggal 13 Juli 2006 diadakan pendataan kembali dengan memanggil 35 anak tetapi yang hadir hanya 26 anak. Faktor ketidak hadiran mereka kebanyakan sudah ada yang bekerja kasar membantu orang tuanya (Mengumpulkan batu kali,pasir, mencari kayu bakar untuk dijual ataupun mencari rumput), pergaulan mereka juga sudah bebas dan sangat menghawatirkan untuk jamannya sekarang ini seperti merokok, minum-minuman keras ataupun narkoba.
Selanjutnya tepat tanggal 15 Juli 2010 diadakan Rapat Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kramat dengan agenda:
1.       Membentuk panitia berdirinya kelas jauh MTs Muhammadiyah Tamansari di Kramat
2.       Mencari tempat KBM
3.       Mencari tenaga pengajarnya
4.       Mencari sumber dananya
Alhamdulillah dengan rapat tersebut membuahkan hasil yaitu:
1.       Terbentuknya beberapa orang sebagai Komite MTs Muhammadiyah Fillial di Kramat
2.       Menetapkan Rumah Bapak Sutrisno sebagai ruang belajar dan sekaligus kantornya
3.       Sudah ditetapkan beberapa orang sebagai tenaga pengajarnya/ guru
4.       Sumber dana, dari Bantuan Operasional Sekolah yang pengelolaannya masih di Tamansari serta Infaq dari wali murid.
Masa Orientasi Siswa
Hari-hari pertama mereka tunggu telah tiba, tanggal 17 Juli 2006 diadakan Masa Orientasi Siswa atau yang disingkat dengan MOS yang pelaksanaannya di MTs Muhammadiyah 05 Tamansari. Walaupun dengan pakaian seadanya mereka tetap semangat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ada yang memakai celana jeans dengan kaos oblongnya dan ada juga yang sudah menggunakan seragam lengkap. Mereka sebenarnya menginginkan masa-masa mereka untuk bisa bersekolah, tapi karena keadaanlah yang menyebabkan mereka tidak bisa menggapai cita-citanya.
Dalam kegiatan MOS banyak sekali kegiatan yang mereka ikuti, permainan, motivasi, tentang keagamaan dan lain-lain. Waktu 3 hari pelaksanaan yaitu dari tanggal 17 sampai dengan 19 Juli 2006 berjalan dengan tertib dan lancar. Dan keesokan harinya mereka harus mempersiapkan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Belajar Mengajar
MOS telah selesai, waktunya mereka untuk mengikuti pelajaran sebagaimana dulu waktu di SD/MI. Tanggal 20 Juli 2006 awal masuk sekolah, tepat pukul 07.00 WIB semua guru menunggu kedatangan para siswa baru tersebut. Setengah jam kemudian mereka baru mulai menampakkan diri dengan gagahnya membawa tas gendong, celana jeans layaknya preman pasar serta sandal jepitnya yang baru mereka beli di warung depan. Selain itu ada juga yang memang sudah mempersiapkan untuk bersekolah dengan berseragam lengkap yaitu seragam waktu mereka di SD/MI. Tapi  tidak mengapa mereka seperti itu, yang penting semangatnya.
Setelah 26 anak itu datang semua, mereka berkeliaran ke sana kemari. Mereka mulai bingung dimana mereka akan belajar. Maka salah seorang guru mengumpulkan mereka di halaman ruang belajar mereka nantinya. Suara gemuruh mereka mulai ramai, dan ada siswa dengan beraninya bertanya, “Pak guru, Sekolahane si Pundi?” dengan nada berat si guru menjawab: “Di sini lah kita akan belajar”. Mereka mulai ramai kembali. Mereka kaget, sepertinya agak kecewa karena ternyata tempat belajar mereka adalah di Rumah, tepatnya adalah Rumah Balainya Bapak Sutrisno (Mantan Kepala Desa) bukan di sekolahan selayaknya sekolahan mereka dulu waktu di SD/MI. Rumah tersebut memang di amanatkan untuk bisa digunakan untuk tempat belajar sekaligus kantor MTs Fillial. Dengan panjang sekitar 10 m dan lebar 15 m, di bagi menjadi 2 ruangan. Yaitu ruang kelas dan selebihnya sudah disekat untuk kantornya. Memang sangat memprihatinkan untuk kegiatan KBM, tapi itulah adanya. Di dalam ruangan tersebut sudah tertata rapi meja siswa yang memang dipersiapkan dari MTs Tamansari, tetapi kursinya masih meminjam dari Balai Desa Kramat, lengkap pula dengan papan tulisnya yang masih bersih.
Tepat pukul 08.00 wib mereka mulai memasuki ruang kelas dan langsung mencari tempat duduknya masing-masing. Kegiatan Belajar Mengajar dimulai. Waktu pelajaranpun mereka ikuti dengan riang gembira, diikuti dengan ocehan-ocehan mereka sambil bermain layaknya anak TK dan ada juga yang sambil tengak tengok kebelakang melihat kendaraan lewat. Bunyi bel listrik yang mereka tunggu-tunggu akhirnya berbunyi juga. Teet..teet..teet..teeeeeeeeet. Tanpa menghiraukan salam bapak guru, mereka langsung berlari keluar mencari tempat penjual jajanan. Pak guru dengan senyum menggelengkan kepala sambil berkata “ Bocah..Bocah…kaya ra tau njajan thok, mbok ya dijawab disit salame pak guru”. Tapi pak guru memaklumi keadaannya. Begitulah seterusnya selama beberapa hari,..
1 Bulan Kemudian ……………..
Tak terasa 1 bulan berlalu, keadaan anak mulai ada perubahan baik dari kuantitas dan kualitasnya. Yang semula anaknya berjumlah 26, mulai berkurang menjadi 24 anak. Setelah beberapa hari tidak masuk sekolah, beberapa guru mendatangi rumahnya. Setelah bercerita panjang lebar dengan orang tuanya, kami berkesimpulan bahwasannya orang tuanya tidak mampu lagi membiayainya. Anaknya tidak sekolah agar supaya bisa membantu orang tuanya bekerja di sungai yaitu ikut mengumpulkan batu dan pasir. Kami pun tidak bisa memaksanya untuk bersekolah lagi, mereka untuk makan sehari-hari saja pas-pasan. Mereka tidak mampu lagi kalau harus memberi uang saku setiap harinya. Kami ikut  prihatin dengan keadaan seperti itu. Sebenarnya yang salah siapa? Anak atau orang tua. Itulah fenomena yang terjadi di masyarakat sekitar kita.
Dari segi kualitas, alhamdulillah mulai ada perubahan yang berarti, yang dahulunya ramai kalau sedang belajar sekarang mulai serius, mulai memahami pelajaran yang disampaikan guru. Terbukti dengan hasil ulangan harian, tes semester. Kerajinan mereka pun mulai dibenahi, baik dari berpakaian, bersepatu dan baju sudah dimasukan.
Rasa was-was kami pun sedikit lega karena sudah hampir 1 tahun mereka belajar dengan sarana dan prasarana yang sangat minim. Karena selama ini banyak sekali kata-kata yang keluar dari masyarakat bahwasannya “MTs ini bisa bertahan 1 tahun sudah untung”. Tapi nyatanya dengan kerjasama guru, siswa dan wali siswa bisa membuktikan anggapan tersebut. Itu adalah salah satu bukti bahwasannya masyarakat Kramat bersemangat untuk menuntut ilmu. Arus Keadaan siswa selama 1 tahun tidak bisa dipungkiri, yang keluar dan yang masuk/ pindahan dari sekolahan lain tetap terjadi. Tetapi tidak menganggu kegiatan belajar mengajar selama ini.
Di akhir tahun pelajaran 2006/2007 para siswa pun bisa mengikuti Ulangan Umum Semester dengan hasil yang memuaskan. Terbukti dari beberapa siswa ada yang mendapatkan nilai 9 dan 8, baik mata pelajaran umum ataupun agamanya.
Masa liburan pun tiba ......

                                          To Be Continued …..
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Donasi


 
Copyright © 2013. Ikatan Alumni MTs Muhammadiyah 05 Tamansari - All Rights Reserved
Template by Creating Website - Developed by Darmanto